Nama: Aditya Pratama
Artikel yang di susun ini merupakan kutipan dari beberapa sumber buku ataupun dari sumber yang ada di internet yang di rangkum menjadi satu dan menjadi sebuah bentuk tulisan yang sistematis, semoga pembaca dapat memahami dan mengerti bahwa perlunya kita dapat mengetahui permasalahan di masyarakat khususnya “
konflik antara umat beragama “ yang dari tahun ke tahun menjadi suatu sorotan dan menjadi perbincangan di media masa.
Akhir kata kami berharap makalah ini menjadi sebuah inspirasi yang baru untuk karya-karya selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang masalah “ konflik antara umat beragama “ mohon maaf bila ada dalam makalah ini terdapatkekurangan, oleh sebab itu diharapkan keritik dan juga saran dari pembaca.
Toleransi merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan beragama, khususnya di indonesia. Toleransi merupakan suatu kebutuhan terlebih indonesia merupakan negara plualis.tidak hanaya memiliki berbagai macam suku, ras, bahasa, tetapi indonesia juga mempunyai berbagai macam agma. Agama yang di akui di indonesia sebanyak enam yaitu islam, kristen, khatlik, hindu, budha dan khong hucu. Dengan agama yang bermacam-macam ini memberikan andil besar terhadap terjadinya konflik.banayak beberapa contoh konflik antara umat beragama yang terjadi di indonesia misalnya konflik di ambon maluku, di poso sultar, irian jaya papua, banda aceh aceh dan masih banayak lagi. Dalam hubungannya dengan agama, hal itu memberikan kesan yang kuat dan sangat mudah menjadi alat provokasi dalam menimbulkan ketegangan di antara umat beragama. Ketegangan ini di antara lain disebabkan karena: 1) uamat beragama seringkali bersikap untuk “ monopoli ” kebenaran ajaran agamanya sementara itu, agama lain diberi label tidak benar.. sikap seperti ini lah, yang dapat memicu umat agama lain untuk mengadakan “ perang suci “ dalam rangka memmpertahankan agamanya; 2) umat beragama seringkali bersikap konservatif, merasa dirinya benar sendiri sehingga tidak ada ruang untuk melakukan dialog yang keritis dan juga bersikap toleran terhadap agama lain.
Dengan berbagai macam agama yang terdapat di indonesia pada saat perumusan pancasila masalahkeanekaragaman agama di indonesia mendapat sorotan serius hingga melakukan pergantian.pada awalnya menurut piagam jakarta (22 juni 1945) buyi sila pertama yaitu ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya, namun mengingat masyarakat indonesia terdiri dari berbagai macam agama maka bunyi sila yang pertama di ganti dengan ketuhanan Yang Maha Esa.yang bunyi sila yang pertama ini diharapkan bisa mempersatukan bangsa indonesia dan terciptanya kerukunan antara umat beragama.selanjutnya agar pembinaan kehidupan beragama tetap dalam kerangka pembinaan dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha Esa dalam rangka menummbuhkan kesadaran beragama bagi setiap pemeluknya. Kesadaran beragama itu tidak saja berwujud dalam kepekaan moral, melainkan juga dalam kepekaan sosial, sehingga dengan demikian tidak membuat fanatisme dan eksklusivisme, melainkan menumbuhkan toleransi sosial dan sikap terbuka.
2. Negara menjamin kebebasan beragama dan bahkan berusaha membantu pengembangan kehidupan beragama dalam rangka pembangunan.masing-masing umat beragama memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk menjalankan dan mengembangkan kehidupan agama mereka.
Selain kedua hal tersebut toleransi antara umat beragama harus tetap di jalankan agar tidak terjadi intoleransi yang akan bisa menimbulkan sebuah konflik. toleransi diartikan sebagai memberikan tempat kepada pendapat yang berbeda.pada saat yang bersamaan sikap menghargai pendapat yang berbeda itu disertai dengan sikap menahandiri atau sabar.oleh karena itu, di antara orang yang berbeda pendapat harus memperlihatkan sikap yang sama, yaitu saling menghargai dengan sikap yang sabar.jadi, toleransi dapat diartikan sebagai sikap meneganggang, membiarkan dan membolehkan, baik berupa pendirian, kepercayaan, dan kelakuan yang di miliki seseorang atas yang lainnya. Toleransi antara umat beragama di indonesia populerdengan istilah kerukunan hidup antara umat beragama. Istilah tersebut merupakan istilah resmi yangdipakai oleh pemerintah. Kerukunan hidup umat beragama merupakan salah satu tujuan pembangunan bidang keagamaan di indonesia. Gagasan ini muncul terutama dilatarbelakangi oleh meruncingnya hubungan di antara umat beragama.
Dengan sedikit pernyataan di atas maka isi makalah yang akan diangkat adalah mengambilsalah satu contoh nyata konflik yang ada di indonesia dan akan menjabarkan akardri permasalahannya, penyebab dan solusinya. Selain itu juga menjelaskan sikap apa yang seharusnya dikembangkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam sila yang pertama tetap terwujud.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka fokus permasalahan kedalam beberapa pertannyan peelitian sebagai berikut:
1. Apa sajakah akar permasalahan dan penyebab yang mendorong terjadinnya konflik antara agama di papua irian jaya ?
2. Apakah solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi konflik antara agama tersebut ?
3. Bagaimanakah cara untuk mencegah terjadinnya konflik antara umat beragama ?
4. Sikap apa sajakah yang harus kita kembangkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama teteap terwujud ?
Mengacu kepada permasalahan yang diajukan di atas, maka ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah;
1.menganalisis apa akar permasalahan dan penyebab terjadinnya konflik antara agama di papua irian jaya.
2.menganaalisis apa solusi yang dilakukan untuk menangani konflik antara agama di papua irian jaya.
3.mengidentifikasi cara yang dilakukan untuk mencegah intoleransi dan konflik antara agama.
4.mengembangkan sikap yang berdasarkan pada iai-nilai yang terkandung dalam bunyi sila pertama.
• Manfaat
1.sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang sejenis.
2.sebagai alat pemicu kesadaran masyarakat dalam kehidupan antaraagama
•
Akar permasalahan dan penyebab konflik antara agama di papua irian jayaKerusuhan yang terjadi di papua,irian jaya ini secara umum merupakan konflik horizontal antara kelompok masyarakat setempat. dilihat dari sisi dinamika kelompok, sikap keberpihakan dan identitas keagamaan dari para warga dan tokoh-tokoh yang terlibat, secara kasat mata terlihat bahwa dalam konflik kerusuhan papua melibatkan kelompok muslim di salah satu pihak dan juga kelompok kristiani di pihak yang lain. Namun begitu tidak berarti bahwa secara otomatis “agama” merupakan aktor utama penyebab konflik. Agama dalam konflik tersebut lebih banayak berperan sebagai faktor pengiring yang meningkatkan eskalasi konflik identitas keagamaan telah dimanfaatkan sebagai alat yang efektif untuk mencari dukungan, legitimasi dan memperkuat posisi masing-masing kelompok yang berkepentingan. Sementara penyebab utamannya diduga kuat adalah faktor-faktor di luar agama, yakini berbagai kesenjangan di bidang politik, ekonomi, hukum, tidak efektifnya pemerintahan dan aparat keamannan, serta dampak suasana globalisasi dan reformasi yang cenderung makin liar dan tak terkendali.
Faktor penyebab konfik papua
Dalam laporan pemda papua masjid dikabupaten tolikara papua dibakar umat nasrani menjelang shalat ied, sekitar pukul 07:00 WIT, jumat (17/7). Humas polri kombes agus rianto mengatkan, kasus itu bermula saat umat islam karubaga kabupaten tolikkara hendak menjalankan shalat idul fitri.
Tiba-tiba, seklompok massa dari luar bertiak-teriak. Umat muslim yang hendak shalat sontak kaget dan langsung melarikan diri ke koramil dan pos untuk meminta perlindungann, sepeninggalan umat muslim itu, masjid tersebut dibakar.
“saat itu ada yang berteria, lalu umat muslim itu yang hendak shalat itu langsung melarikan diri ke koramil,”
Setelah pembakaran terjadi,aparat kepolisian setempat langsung mengusut kasus tersebut. Sampai kini, belum ada kabar terbaru dari kepolisian papua tentang barang bukti pembakaran masjid.
Mengenai suraat llarangan shalat ied di tolikara, kepolisian masih dalam tahappenyelidikan. Bahkan, untuk pengusutan kasus itu secara tuntas, kepolisian juga akan meminta keterangan polres tolikara yang menjadi tebusan dari surat larangan.
“kita masih tunggu informasi selanjutnya dari papua,”
Menurut kapolres jendra badrodin haiti,inti persooalan adalah jemaat nasrani merasa terganggu dengan speaker masjid umat muslim yang akan menjalankan shalat ied. Ummat nasrani mengeklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan mengganggu ketenangan umum.
Mereka kemudian meminta ummat muslim untuk membubarkan kegiatan shalat ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid denga api hingga terbakar.
Kepolisian papua melaporkan, selain masjid, enam rumah dan 11 kios dilaporkan ikut terbakar.
Keploisian setempat sudah mengamankan kondisi dan terus menyelidiki latar belakang persoalan. Selain itu, kepolisian juga menghimbau masyarakat tolikara dan sekitarnya untuk menahan diri dan tidak terpropvokasi dengan isu yang beredar.
“kami mengajakk, menghimbau kepada seluruh masyarakat di papua dan khususnya di tolikara agar tidak terpancing dengan persoalan yang kini sedang terjadi,” kata kepala bidang hubungan masyarakat (humas) polda papua, kombes pol patrige.
Ia mengemukakan langkah nyata yang telah diambil oleh kapolres tolikara adalah berkoordinasi dengan bupati setempat sebagai pimpinan daerah. “termasuk menjalin komunikasi dengan para tokoh agama, adat, pemuda dan perempuan, juga para ketua-ketua paguyubban, agar masalah yang ada tidak meluas ke daerah lainnya dan menangkap para pelaku.
• Cara mencegah konflik antara Agama
Cara mencegah konflik yang utama dan utama adalah bertoleransi antara umat beragama di indonesia populer dengan istilah kerukunan hidup antara umat beragama istilah tersebut merupakan istilah resmi yang di pakai oleh pemerintah. Kerukunan hidup umat beragama merukan salah satu tujuan pembanguna bidang keagamaan di indonesia. Gagasan ini muncul terutama dilatar belakangi oleh meruncingnya hubungan antara umat beragama. Adapun sebab musabab timbulnnya ketegangan intern umat beragama, antara umat beragama, dan antara umat beragama denga pemerintah dapat bersumber dari berbagai aspek sebagai berikut:
1. Sifat dari masing-masing agama yang mengundang tugas dakwah atau missi.
2. Kurangnnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkkan memandang rendah agama lain.
4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan mmasyarakat.
5. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
• Sikap yang harus dkembangkan agar nilai-nilai dalam silapertama tetap terwujud.
Ada beberapa sikap yang bisa dikembangkan agar nilai-nilai yang terkandung dallam sila pertama tetap terwujud yaitu:
1. Saling menghormati antara umat beragama. Sikap saling hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Sesuai UUD 1945, dalam kehidupan bermasyarakat harus ada sikap saling menghormati kebebasan menjelankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya, sehingga terbinna kerukunan hidup yang toleran tanpa adannya sikap arogansi dari salah satupenganut agama.
2. Mempelajari sejarah pancasila dan mengenalkan sejarah sejak dini. Salah seorang budayawan indonesia yaitu sujiwo tejo mengatakan bahwa “untuk memajukan bangsa ini kita harus melihat kebelakang, karena masa depan bangsa indonesia ada di belakang”. Maksudnya kita harus menengok kembali sejarah berdirinya bangsa indonesia. Sila pertama dalam pancasila sejak awal perumusannya memang sudah menemui kendala dibandingkan denga sila-sila lainnya yaitu mengenaisebuah pernyataan menjalankan syariat islam. Dengan kita mengetahui sejarah dirumuskannya pancasila, maka pemikiran untuk memunculkan kembali masalah-masalah intoleransi yang berujung pada demo dan kekerasan tidak akan terjadi.
3. Mejalankan perintah agamaa sesuai ajaran yang dianut masing-masing. Dalam menjalankan perintah agama harus sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap. Selain larangan hukum untuk mengintervensi agama lain, di dalam ajaran agama pun pasti ada larangan yang harus di patuhi pada setiap pemeluknya untuk menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya sendiri tanpa harus mencampuri ajaran agama lain. Seperti dalam agama islam yaitu dalam Al Quran surat al kafirun ayat 6 yang artinya bagimu agamamu bagiku agamaku. Dalam ayat tersebut sangat jelas untuk menjalankan ibadah sesuai ajaran masing-masing.
4. Membina kerjasama dan tolong menolong antara umat ber-agama. Dalam membina kerukunan beragama tidak hanya terfokus pada menjalnkan ibadah sesuai ajaran masing-masing,namun pada kehidupan bermasyarakat pasti ada interaksi sosial. Jadi saling tolong menolong dan kerjasama antara umat beragama akan berdampak timbulnya kerukunan antara agama.
5. Menghilangkan rasa fanatik dan egois dalamberagama. Rasa fanatik dan egois harus dihilangkan karena dari rasa tersebut akan menimbulkan kesombongan dan merasa ajaran agama nya saja yang harus dijalankan sehingga memaksa semua orang untuk mematuhi aturan yang diajarkan oleh salah satu agama.
6. Lebih meperdalam pemahaman tentang agama dan pancasila. Kurangnnya pemahaman akan agama dan nilai-nilai pancasila membuat sebagian orang menjadi intoleran terhadap agama lain walaupun niatnya untuk mengkritisi suatu hal yang berhubungan dengan toleransi beragama bahkan menghapus pancasila dari indonesia. Tanpa dipahami dari beberapa orang tersebut, sebenarnnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancaila juga sesuai dengan ajaran semua agama yang menyeru untuk kebaikan. Maka dari itu, sejak dini sesorang harus diberi ilmu agama dan pengetahuan nilai pancasila agar tercipta manusia cerdas dan berbudi luhur.
7. Menidak tegas ajaran atau aliran baru. Peran pemerintah dalam mengembangkan nilai pada sila pertama bisa dengan mencegah aliran ataupun agama-agama baruyang bisa memecah belah umat agama lain. Tindak lanjutnya bisa dengan menyaring setiap aliran dan agama yang muncil.
Kesimpulan
Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa konflik antara agama mmasih sering terjadi di indonesia. Misalnnya yang terjadi di papua anatara warga yang beragama kristen. Konflik ini sangat disayangkan karenna penyebab dari konflik ini hanya umat beragama islam yang sedang mengumandangkan takbir padaha hari raya idul fitri dan menganggu umat agama kristen yang sedang beristirahat.agar kehidupan umat beragama kkembali hidup rukun dan harmonis maka sebagai cara yang paling baik dan utama dilakukan adalah bersilaturahmi dengan pemeluk agama lain termasuk dalam menjalankan pelayanan sosial mereka. Selain itu kita harusmenghilangjan rasa curiga dengan pemeluk agama lain. Tapi yang lebih penting adalah bertoleransi, jika dipikir-pikir buat apa kita berkonflik dan mencurigai ini merupakan sesuatu yang tidak ada untungnya bahkan menimbulkan kerugian. Akibat fatal dari adanya konflik antara umat beragama adalah kehancuran persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. Yang ini dapat mmerusak nilai-nilai pancasila sola pertama.
Saran
Saran untuk permasalahan di atas adalah yang pertama harus meningkatkan rasa toleransi kepada siapapun entah mereka beragama yang sama dengan kita atau yang berbeda agama. Kemudian menghilangkan rasa curiga, cemburu kepada penganut agama lain, selain itu kita harus menhilangkan rasa fanatik dan egois terhadap penganut agama lain. Untuk lebih mempererat hubungan kita harus saling bersilahturahmi dan saling tolong menolong. Jika keseluruhan itu di jalankan maka konflik yang terjadi terus terjadi terus menerus dan juga di biarkan maka akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa indonesia.